6.800 SD di NTT Tak Bisa Jalankan UKS
Penulis : Kornelis Kewa Ama Khayam | Rabu, 14 November 2012 | 08:33 WIB
KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak
6.800 sekolah dasar di Nusa Tenggara Timur dinilai gagal menjalankan
program usaha kesehatan sekolah. Salah satu penyebabnya kesulitan air
bersih di sekolah-sekolah.
Program ini mendidik anak sejak dini
untuk menciptakan hidup bersih dari diri sendiri di sekolah, keluarga,
dan masyarakat. Muaranya adalah generasi sehat dan cerdas.
Di
NTT, usaha kesehatan sekolah (UKS) diidentikkan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Padahal, ini jauh lebih luas cakupannya, seperti sanitasi,
kesehatan lingkungan sekolah, berpakaian, kesehatan gigi siswa sekolah,
dan pola hidup sehat dari para siswa secara keseluruhan.
”UKS di
sekolah-sekolah dasar di NTT hanya papan nama. Dari 8.000 SD di NTT,
hanya 1.200 sekolah atau 15 persen yang menjalankannya,” kata Ketua
Dewan Pendidikan NTT Simon Riwu Kaho pada seminar Usaha Kesehatan
Sekolah se-Provinsi NTT di Kupang, Senin (12/11).
Itu pun ada di pusat pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota. Sekolah di desa dan kecamatan tak jalan sama sekali.
Standar rendah
Program
UKS yang dijalankan di pusat kota pun tak sesuai standar kesehatan.
Guru dan siswa mencelupkan tangan ke wadah berisi air yang sama, lalu
mengeringkan pada kain sama hingga kuyup dan kumal. Idealnya air
berganti dan dilap kain bersih.
Pada saat kekeringan, toilet
milik SD di desa dan kecamatan ditutup sekolah. Siswa memanfaatkan hutan
belukar sekitar sekolah untuk buang air kecil atau besar. Para siswa
perempuan yang memasuki masa haid sangat kesulitan.
Menurut staf Unicef NTT, Yulida, pemberdayaan UKS bukan semata besaran dana, melainkan soal komitmen.
”Dana
banyak pun hanya terserap beberapa persen karena pemda tak tahu kelola.
Ini soal komitmen dan semangat kerja didukung perencanaan dan program
yang jelas,” kata Yulida
Menurut drg Jefri dari Akademi Kesehatan
Gigi Kupang, program usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) juga tak
jalan. Di Kota Kupang, hampir 80 persen kondisi gigi siswa SD rusak.
Kebersihan dan kelainan pertumbuhan gigi tak ditangani. (KOR)
Sumber :KOMPAS.com